Ilustrasi awan hitam yang menyelimuti langit Kota Palu. (Foto: rindang.ID/bmz)

Sulteng Sudah Masuk Kemarau, Tapi masih Sering Hujan. Kenapa?

PALU, RINDANG | Bulan Juni, Juli, Agustus hingga September seharusnya sudah masuk musim kemarau di wilayah Sulawesi Tengah. Namun faktanya, hujan masih terus turun. Kenapa?

Pertanyaan itu dijawab Kepala BMKG Stasiun Pemantau  Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Asep Firman Ilahi saat menjadi nara sumber dalam dialog mitigasi bencana, Programa I RRI Palu, Selasa (16/7/2024).

Asep dalam dialog itu menyebut, Sulawesi Tengah kecil kemungkinan akan terdampak musim panas yang berkepanjangan seperti wilayah lain di Indonesia. Sebaliknya menurutnya, musim kemarau tahun ini di Sulawesi Tengah akan lebih pendek dari tahun sebelumnya.

“Kita memang akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni, Juli, Agustus hingga September untuk beberapa wilayah yang mempunyai tipe musim ekuatorial dan tipe munsonal. Tapi justru Sulawesi Tengah ketika memasuki musim kemarau tapi masih banyak hujannya,” kata Asep.

Asep menjelaskan, dari hasil pantauannya, Indonesia khususnya Sulawesi Tengah berada dalam fase mengalami pergeseran iklim atau istilahnya menuju kondisi normal baru.

“Bukan hanya Covid-19 mengenal namanya normal baru tetapi kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim global ini. Berdasarkan prediksi kami di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah akan memasuki musim kemaru di bulan Juni-Juli tapi masih ada hujan,” ujarnya.

Ia mengatakan, pergeseran musim yang terjadi saat ini tidak terlepas dari pengaruh iklim global. BMKG memprediksi, hingga akhir Juli 2024 Sulawesi Tengah masih mengalami hujan tipis dan pada Agustus 2024 akan memasuki musim kemarau. (bmz)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top