Babirusa, satwa endemik Sulawesi. (Foto: Jean-Christophe Vie/IUCN Redlist

Dwifungsi Babirusa; Babi Kok Mirip Rusa

PALU, rindang.ID | Sulawesi dikenal dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi yang menjadi rumah satwa endemik. Salah satunya Babirusa. Babi yang juga punya bentuk dan fungsi tubuh layaknya rusa.

Babirusa disebut mirip rusa karena memiliki beberapa karakteristik fisik yang menyerupai rusa dibandingkan dengan babi biasa. Berikut adalah alasan utama mengapa babi rusa terlihat lebih mirip rusa:

1. Bentuk Tubuh yang Ramping

Babirusa memiliki tubuh yang lebih langsing dan panjang dibandingkan babi biasa yang cenderung gemuk dan kekar. Bentuk tubuh yang ramping ini membuatnya terlihat lebih seperti rusa.

2. Kaki yang Panjang

Salah satu ciri khas babi rusa adalah kaki yang lebih panjang dibandingkan babi biasa. Kaki panjang ini membantu mereka bergerak lebih lincah di habitatnya yang berlumpur dan berair, mirip dengan cara rusa bergerak dengan gesit di padang rumput atau hutan.

3. Cara Berlari

Karena memiliki kaki yang panjang, babi rusa berlari dengan lebih cepat dan lincah dibandingkan babi biasa. Cara berlarinya pun menyerupai rusa yang sering bergerak dengan kecepatan tinggi untuk menghindari predator.

4. Struktur Wajah yang Lebih Panjang

Meskipun masih memiliki ciri khas babi, wajah babi rusa lebih memanjang dibandingkan babi biasa, yang membuatnya tampak sedikit lebih menyerupai rusa.

Meskipun memiliki kemiripan dalam beberapa aspek, babi rusa tetap termasuk dalam keluarga Suidae (keluarga babi) dan bukan bagian dari keluarga rusa (Cervidae). Nama “babi rusa” diberikan karena bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan kakinya yang panjang, yang mengingatkan orang pada penampilan rusa.

Babi rusa hanya ditemukan di Sulawesi, salah satunya di Taman Nasional Lore Lindu dan beberapa pulau kecil di Indonesia (endemik).

Karena keunikan dan habitatnya yang terbatas, babi rusa termasuk dalam daftar hewan yang rentan punah menurut IUCN dan berstatus dilindungi.

Data survei populasi satwa oleh Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu menunjukkan tahun 2013 hingga tahun 2019 jumlah satwa ini terpantau fluktuatif di Taman Nasional Lore Lindu.

Di tahun 2013 terpantau terdapat 74 ekor dan mengalami kenaikan tahun 2014 menjadi 221. Jumlahnya kembali turun jadi 33 ekor pada 2015 dan meningkat lagi tahun 2016 sebanyak 81.

Peningkatan signifikan terjadi pada survei 2017 yang menemukan sebanyak 148 ekor, lalu turun lagi jadi 41 di tahun 2018. Sedangkan pada survei terakhir yang dilakukan tahun 2019, populasi babi rusa tercatat 22 ekor.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top