POSO, RINDANG | Sepanjang tahun 2023 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan 49 spesies flora dan fauna baru di Indonesia. Di antaranya berasal dari sekitar Danau Poso, Sulawesi Tengah.
Fauna menjadi yang dominan ditemukan para peneliti dengan rincian 1 marga, 38 spesies, dan 2 subspesies. Sedangkan temuan flora berjumlah 8 dengan rincian 7 spesies dan mikroorganisme 1 spesies.
Dari puluhan spesies baru itu sebanyak 37 persen ditemukan di Pulau Sulawesi atau menjadi yang terbanyak se-Indonesia. Di antaranya berasal dari sekitar Danau Poso, Sulawesi Tengah. Yakni ‘Begonia Ranoposoensis‘, flora spesies baru yang ditemukan dalam penelitian itu.
Kurniawan Bandjolu, peneliti ekosistem Danau Poso dari Institut Mosintuwu yang turut dalam penelitian BRIN sejak 2021 mengungkapkan Begonia Ranoposoensis punya ciri khusus yang tidak ditemukan pada jenis tumbuhan Begonia umumnya.
Selain hanya ditemukan di sekitar Danau Poso, tumbuhan merayap hingga semi tegak itu bisa tumbuh maksimal tinggi hingga 50 cm. Daun penumpunya berbentuk bulat telur hingga elips berukuran 6-11 X 3-6 mm.
Bentuk daunnya juga khas mirip perisai dengan ukuran 8-20 X 3-11 cm. Sedangkan buahnya berbentuk kapsul kering terbuka.
“Habitat tumbuhan ini di tebing kapur vertikal, pintu masuk gua atau lantai hutan di hutan karst dataran rendah sekitar Danau Poso,” Kurniawan menjelaskan kepada rindang.id, Jumat (8/3/2024).
Nama Begonia Ranoposoensis secara resmi terdaftar setelah diterbitkan melalui Jurnal Internasional Taiwania yang terbit 24 April 2023 yang ditulis bersama oleh para peneliti, yakni Muh. F. R. M. Saleh dari Universitas Tadulako, Kurniawan P. Bandjolu dari Institut Mosintuwu, Wisnu H. Ardi dari Kebun Raya Bogor atau BRIN, dan Daniel C. Thomas dari Kebun Botani Singapura.
“Penamaan Begonia Ranoposoensis merujuk pada habitat tanaman tersebut dan bahasa Pamona yang merupakan suku yang mendiami sekitar Danau Poso. Rano Poso berarti Danau Poso,” kata Kurniawan.
Dalam daftar yang dibuat BRIN, Begonia Ranoposoensis tercatat berada di urutan kedua sebagai spesies baru flora.
Penemuan spesies baru ini bagi BRIN memiliki arti penting untuk studi taksonomi dan biosistematika. Ini juga menjadi awal dari penelitian biodiversitas selanjutnya, seperti konservasi hingga bioprospeksi.