Kunang-kunang (foto: pixabay)

Ngabuburit Bersama Ranah Juang Lestari; Ngobrolin Serangga hingga Kunang-Kunang yang Makin Jarang Karena Rusaknya Lingkungan

Sigi, rindang.ID | Komunitas Ranah Juang Lestari (RANJURI) di Desa Beka, Kabupaten Sigi menggelar acara Bukber Produktif dengan tema “Dampak Kerusakan Lingkungan Terhadap Serangga”, Jumat (21/3/2025).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dalam kaitannya dengan kehidupan serangga yang semakin terancam.

Ahmad, selaku moderator diskusi, mengungkapkan bahwa inisiatif ini muncul dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan yang kian memburuk. Salah satu indikatornya adalah menurunnya populasi serangga yang dahulu mudah ditemui.

Dirham, peneliti serangga sekaligus alumni Fakultas Pertanian UGM yang menjadi narasumber dalam diskusi ini, menjelaskan bahwa serangga adalah indikator alami terhadap kesehatan lingkungan.

“Meskipun kecil, bahkan ada yang tidak kasat mata, serangga memiliki dampak besar terhadap kehidupan kita sehari-hari. Jika populasi serangga menurun drastis, itu menandakan adanya masalah serius di ekosistem kita,” ujarnya.

Salah satu serangga yang kini semakin langka adalah kunang-kunang. Dirham menyebut bahwa penggunaan pestisida secara tidak terkendali dan alih fungsi lahan yang menghilangkan habitat aslinya menjadi ancaman utama bagi keberlangsungan serangga ini.

Diskusi jelang buka puasa bertema “Dampak Kerusakan Lingkungan Terhadap Serangga” yang digelar komunitas Ranah Juang Lestari di Sigi, Jumat (21/3/2025).

“Kunang-kunang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Keberadaannya menandakan ekosistem yang sehat dengan kualitas air dan tanah yang baik,” jelasnya.

Selain sebagai indikator kesehatan lingkungan, kunang-kunang juga memiliki peran ekologis yang penting. Larva mereka adalah predator alami siput dan serangga kecil lainnya yang bisa menjadi hama bagi tanaman. Dengan demikian, keberadaan kunang-kunang membantu menjaga keseimbangan ekosistem tanpa perlu bergantung pada pestisida kimia. Selain itu, kunang-kunang juga menjadi bagian dari rantai makanan yang menunjang kehidupan burung, amfibi, dan serangga lain.

Galang, anggota Ranah Juang Lestari, menegaskan bahwa komunitas ini akan terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menaruh kepedulian terhadap isu sosial lainnya. Ia berharap diskusi seperti ini bisa menginspirasi organisasi lain untuk turut berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan.

Dengan digelarnya acara ini di bulan suci Ramadan, Ranah Juang Lestari berharap bahwa momen ini dapat menjadi pemicu kesadaran bersama untuk menjadikan perhatian terhadap lingkungan sebagai skala prioritas.

“Kita ingin diskusi semacam ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi juga dilakukan lebih luas oleh berbagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan,” pungkasnya.

Acara ini menjadi pengingat bahwa menjaga ekosistem, termasuk serangga kecil seperti kunang-kunang, adalah bagian penting dari upaya pelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top