RINDANG, DONGGALA | Tim Patroli hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menemukan 79 jerat yang tersebar di Cagar Alam (CA) Gunung Sojol, Kabupaten Donggala yang mengancam satwa endemik Sulawesi, Anoa.
Patroli sapu jerat itu merupakan rutinitas yang ditingkatkan oleh tim patroli hutan setelah menerima informasi keberadaan puluhan jerat satwa liar yang dilindungi.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Pangi, Haruna mengatakan, pihaknya langsung membentuk tim gabungan yang terdiri dari sejumlah petugas dari beberapa resor terdekat, juga melibatkan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) untuk berpatroli di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berbatasan langsung dengan kawasan CA Gunung Sojol pada 17 Juli 2024.
“Jadi tim ini mobile dari satu tempat ke tempat lain, guna mencegah aktivitas terlarang warga di kawasan cagar alam,” jelasnya, saat ditemui di Kantor BKSDA Sulteng, Rabu (24/7/2024).
Selain membersihkan jerat, tim juga menemukan kerangka atau tulang belulang seekor anoa akibat terkena jerat. Puluhan jerat anoa itu ditemukan disepanjang jalur yang ditengarai kerap dilintasi satwa bernama latin Bubalus sp itu.
Menurut Haruna, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah aparat pemerintah atau kepala desa untuk mengingatkan warga atau memberi teguran kepada warga yang ditengarai sebagai pemilik jerat atau pemasang jerat satwa Anoa.
“Jerat yang terpasang itu, sangatlah membahayakan satwa Anoa, karena kalaupun tali jerat terputus, namun tali yang menjerat di kaki satwa tersebut lama kelamaan akan membuat luka dan kaki satwa akan membusuk, sehingga satwa pada akhirnya menderita dan mati,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya intens melaksanakan patroli di kawasan konservasi bukan hanya mencegah terjadinya perambahan hutan, kebakaran hutan namun juga didalamnya membersihkan jera-jerat bagi satwa dilindungi seperti Anoa.
“Kegiatan patroli hutan ini intens dilaksanakan petugas, demi mencegah aktivitas terlarang di kawasan hutan konservasi,” ujarnya. THA