Kebun jagung di Dusun Salena, Kelurahan Buluri Kota Palu. Tampak lokasi pertambangan Galian C di sebelah utaranya. (Foto: Arman)

RINDANG, PALU | Selain kesehatan, warga Kelurahan Buluri, Kota Palu yang jadi salah satu daerah lingkar tambang Galian C mengeluhkan dampak debu pertambangan yang mengancam lahan perkebunan.

Namanya Larota (Rota), pemuda yang merajut asa menjadi petani di dusunnya, Salena, Kelurahan Buluri, Kota Palu.

Di bukit jajaran pegunungan Gawalise itu ada “priuknya” yang menopang hidup keluarganya; kebun kemiri, jagung, dan ubi. Karena itu saban pagi atau sore rutinitasnya adalah merawat kebun-kebun itu. Memastikan mimpi hasil panen baik terjaga.

Tapi Senin pagi itu (24/6/20) mimpi Larota rusak. Jagung di kebunnya diselimuti debu, pun kemiri. Sebagai petani, Rota paham betul kerusakan yang akan timbul pada tanaman kebunnya itu.

“Kalau debu ini berkepanjangan sangat bahaya, bukan hanya penyakit yang datang tetapi gagal panen juga menjadi ancaman,” Rota mengeluhkan.

Walau kesal Rota tak bisa apa-apa. Debu-debu itu akan kembali meski dibersihkan dan terus jadi ancaman. Sebabnya di sebelah utara wilayah itu ada aktivitas perusahaan Galian C yang tak henti mengeruk isi bumi, menebar debu kemana-mana.

Pondok di salah satu kebun jagung milik warga dusun Salena, Kelurahan Buluri, Kota Palu. (Foto: Arman)

Nelangsa Warga Lingkar Tambang Galian C

Kelurahan Buluri adalah salah satu wilayah di Kota Palu yang dikepung pertambangan Galian C atau pasir dan batu.

Di sana berdasarkan data Minerba One Map Indonesia (MOMI) ESDM ada 368.97 hektare lahan yang dikuasai perusahaan tambang Galian C dengan 21 izin.

“Tebaran debu tambang berasal dari mesin crusher, mobil DT pengangkut hasil produksi, dan pembongkaran gunung untuk diambil batunya,” kata Sunardi Katili, Direktur Walhi Sulteng, Rabu (26/6/2024).

Aktivitas penambangan di wilayah tersebut makin meningkat usai ditekennya MOU antara Gubernur Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur tahun 2021 untuk penyediaan kebutuhan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) termasuk material batu dan pasir.

Sebanyak 30 juta ton batu pecah dari industri Galian C asal Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ditarget memenuhi kebutuhan IKN termasuk dari pertambangan di Kelurahan Buluri.

Hasilnya bisa ditebak, polusi debu makin tebal, penyakit pernapasan makin rentan menyerang. Data Puskesmas Tipo Anuntodea, tempat warga Buluri memeriksakan kesehatan mencatat 694 warga Buluri terserang ISPA tahun 2023. Sebanyak 303 di antaranya adalah balita dan anak-anak.

Kondisi pegunungan di Kelurahan Buluri, Kota Palu yang menjadi area pertambangan Galian C. (Foto: BMZ/rindang.id)

“Pemerintah harus segera mengevaluasi total aktivitas perusahaan dan melakukan audit lingkungan. Hulu sampai hilir pembangunan IKN harus dipastikan green,” kata Sunardi.

Persis Sunardi, di kebun jagung miliknya di Dusun Salena Rota juga masih berharap intervensi serius pihak-pihak terkait untuk memperbaiki masa depan tempat tinggalnya.

“Dulu warga Salena setiap Minggu panen hasil kemirinya. Setelah perusahaan beroperasi debunya terbang ke kebun, sekarang kemiri banyak gagal panen,” Rota berharap.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *