MOROWALI UTARA, RINDANG | Keresahan melanda warga Desa Tokananaka Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara (Morut) lantaran perairan di daerah mereka tercemar zat yang diduga oli.
Keresahan itu bukan tanpa alasan. Sudah dua kali laut yang menjadi tempat mencari ikan mayoritas penduduk desa tersebut tercemar oleh limbah yang diduga oli tersebut.
Yang terbaru terjadi sejak 9 April lalu. Limbah berwarna hitam pekat dan kental itu mengotori sebagian besar tepi pantai di desa berpenduduk sekitar 140 kepala keluarga tersebut.
“Tiga hari limbah oli itu ada di hampir sepanjang pantai desa kami. Nelayan jadi susah mencari ikan, limbah itu juga menempel di jaring dan pukat,” Kepala Desa Tokananaka, Asrar Sondeng menceritakan, Selasa (16/4/2024).
Asrar menduga tumpahan limbah itu berasal dari kapal-kapal yang beroperasi di jetty atau dermaga milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI). Perairan Desa Tokananaka memang diapit oleh dermaga perusahaan di bagian selatan dan utaranya.
Peristiwa serupa kata Asrar pernah terjadi pada Oktober 2023 lalu. Kala itu selama seminggu sejak 16 Oktober pantai di desa mereka dipenuhi limbah yang sama.
Ironisnya selama limbah tersebut mencemari tak ada upaya penanganan dari perusahaan maupun dinas terkait di Kabupaten Morowali Utara, bahkan untuk sekadar memeriksa limbah dan dampaknya.
Warga kata Asrar pernah melaporkan kejadian itu ke PT GNI namun pihak perusahaan meminta bukti tumpahan limbah itu milik kapal GNI.
“Bagaimana bisa kami cari bukti, mustahil warga desa berjaga terus di pantai. Kami justru seperti dianggap musuh,” kata Asrar.
Asrar berharap pemerintah daerah segera bertindak agar kejadian warga tidak terus dirugikan. Terlebih dengan terus terulangnya pencemaran tersebut.