Penandatanganan kerja sama Pemkab Sigi dan Bulog Sulteng untuk pelaksanaan pasar murah Ramadan. (Foto: ist)

Tak Terpengaruh Efisiensi Anggaran, Pemkab Sigi dan Bulog Pastikan Tetap Gelar Pasar Murah Ramadan

SIGI, rindang.ID | Pemkab Sigi kembali bekerja sama dengan Perum Bulog Sulawesi Tengah dalam penyelenggaraan pasar murah menjelang bulan suci Ramadan.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sigi, Agus Munandar, dan Pemimpin Wilayah (Pimwil) Bulog Sulteng, Heriswan, di Kota Palu.

Pimwil Bulog Sulteng, Heriswan, mengapresiasi inisiatif Pemkab Sigi yang terus berupaya memastikan kebutuhan pangan warganya terpenuhi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Ia berharap langkah ini dapat diikuti oleh pemerintah daerah lain di Sulawesi Tengah guna membantu masyarakat serta menekan inflasi.

“Tahun ini kita kembali bekerja sama dengan Kabupaten Sigi. Bulog selalu siap mendukung program ini, dan semoga kabupaten serta kota lainnya juga dapat mengikuti langkah positif ini,” ujar Heriswan.

Jumlah paket pasar murah tahun ini meningkat dari 17.699 menjadi 18.552 paket. Setiap paket berisi 5 kg beras, 2 kg gula, dan 2 liter minyak goreng dengan harga Rp90.000 per paket. Subsidi dari pemerintah sedikit dikurangi sesuai regulasi, namun tetap maksimal 40 persen.

Penyaluran bantuan akan dilakukan di 16 hingga 17 titik mulai awal Ramadhan dan diperkirakan selesai pada pertengahan bulan.

“Kami menargetkan satu titik per hari agar distribusi berjalan lancar,” kata Kepala Disperindag Sigi, Agus Munandar.

Meskipun pemerintah sedang melakukan efisiensi anggaran, Agus mengungkapkan program pasar murah ini tetap berjalan dengan alokasi dana Rp2 miliar, yang terbagi untuk dua HBKN, yaitu Ramadan dan Natal-Tahun Baru.

Anggaran ini bersumber dari dana insentif fiskal sehingga tidak terpengaruh kebijakan pemotongan anggaran.

Menurut Agus, program pasar murah terbukti efektif dalam menekan permintaan di pasar, yang berdampak pada stabilisasi harga beras.

“Dengan adanya pasar murah, sebagian masyarakat tidak langsung membeli beras di pasaran, sehingga harga menjadi lebih terkendali,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top