PALU, rindang.ID | Penanganan sampah sisa makanan di Kota Palu masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Palu.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan tahun 2024 timbulan sampah sisa makanan atau food waste di Kota Palu mencapai 70 persen dari total jumlah timbulan sampah.
Jumlah itu tergolong besar alias di atas rata-rata nasional tahun 2023 yakni 41,76 persen, berdasarkan data KLHK.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu mengakui sampah sisa makanan tengah menjadi perhatian lantaran kontribusinya yang signifikan terhadap timbulan sampah di TPA dan berpotensi menjadi ancaman.
“Perlu upaya bersama untuk menurunkannya, melalui serangkaian edukasi, pubikasi, dan regulasi lokal,” kata Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir, Senin (16/12/2024).
Dengan penanganan yang tepat Ibnu menyebut Kota Palu bisa berkontribusi mewujudan asta cita pemerintahan Presiden Prabowo, melalui kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan yang sejalan dengan tujuan SDGs.
Sampah sisa makanan memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan, kesehatan, dan ekonomi jika tidak dikelola dengan baik.
Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan sampah sisa makanan:
1. Pencemaran Lingkungan
Sisa makanan yang terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana, yang lebih berbahaya daripada karbon dioksida dalam memerangkap panas di atmosfer.
Cairan dari sisa makanan yang membusuk dapat meresap ke tanah dan mencemari sumber air bawah tanah.
2. Masalah Kesehatan
Sisa makanan yang membusuk menjadi tempat berkembang biak bakteri, serangga, dan hewan pengerat yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
Proses pembusukan menghasilkan bau yang mengganggu dan dapat mencemari udara di sekitarnya.
3. Pemborosan Sumber Daya
Produksi makanan memerlukan banyak air dan energi. Ketika makanan dibuang, sumber daya tersebut juga terbuang sia-sia.
Sampah makanan menyumbang kerugian ekonomi, baik bagi individu maupun industri makanan, karena biaya produksi yang tidak dimanfaatkan.
4. Krisis Pangan Global
Sampah makanan mencerminkan ketidakadilan distribusi pangan. Di satu sisi, makanan terbuang sia-sia, sementara di sisi lain banyak orang yang kekurangan atau kelaparan.
5. Kapasitas TPA yang Berlebih
Sampah organik dari sisa makanan menyumbang sebagian besar limbah rumah tangga. Hal ini membuat tempat pembuangan akhir cepat penuh, sehingga memerlukan lahan baru untuk pengelolaan sampah.