PALU, rindang.ID | Tahapan pendaftaran bakal pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu baru saja selesai. Ada tiga bakal Paslon yang mendaftar masing-masing bakal Paslon Hidayat-Andi Nur B Lamakarate, Hadianto Rasyid-Imelda Liliana Muhidin, dan Muhammad J Wartabone-Rizal.
Secara administratif, KPU Kota Palu menyatakan berkas syarat pendaftaran ketiga bakal paslon itu sudah lengkap dan valid setelah diverifikasi oleh tim khusus, termasuk keberadaan visi misi setiap calon. Mereka dinyatakan resmi menjadi bakal paslon, mereka masih harus menjalani beberapa tes lagi untuk bisa dinyatakan sebagai pasangan calon pada 22 September 2024 mendatang.
Di sebuah ruang sempit di dekat pintu masuk Kantor KPU Kota Palu, sebuah backdrop tertulis “Koneferensi Pers” disiapkan. Di tempat itu, para bakal paslon menyatakan program-programnya jika terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu periode 2024-2029 yang akan dipilih pada 27 November 2024 mendatang. Banyak hal yang ditanyakan sejumlah wartawan tak terkecuali menyatakan pikirannya terhadap isu lingkungan dalam kontkes ke-Kota Palu-an.
“Sesuai aturannya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) paling tidak seluas 30 persen dari luas wilayah. Tapi Pembangunan RTH di Kota Palu banyak mengorbankan pepohonan yang seharusnya dijaga untuk mengademkan Kota Palu yang “panas” ini. Apa yang anda pikirkan tentang pengembangan kawasan hijau di Kota Palu jika anda terpilih?” tanya rindang.ID pada kandidat Hidayat-Andi Nur B Lamakarate usai mendaftar di KPU Kota Palu, Rabu (28/8/2024).
Hidayat menjawab, dirinya bersama Andi Nur B Lamakarate kembali akan menghidupkan Hutan Kota yang berada di Kelurahan Talise, Mantikulore. Ia mengaku, kawasan itu dibangun pada periode kepimpinannya sebagai Wali Kota Palu tahun 2016-2021 bersama Pasha Ungu sebagai Wakil Wali Kota Palu.
Ia menyayangkan karena pasca kepemimpinannya, Hutan Kota itu “disia-siakan” padahal kawasan itu tidak hanya bisa menjadi kawasan hijau, tetapi sekaligus menjadi kawasan pedesterian, pelestarian satwa dan fauna dan bahkan lebih dari itu dapat menjadi kawasan wisata dan ekonomi kreatif.
Hidayat mengaku, jika pasangannya terpilih, program penghijauan kota akan digenjot kembali termasuk program-program lainnya yang bersentuhan langsung dengan aspek hijau dan perbaikan lingkungan.
Hidayat menyatakan, waktu terlalu singkat untuk membeberkan semua aspek tentang lingkungan dalam Pembangunan Kota Palu ke depan dan menurutnya sudah tertuang dalam visi misinya. Meski begitu lanjutnya, ke depan Kota Palu harus dibangun dengan tidak mengabaikan sisi lingkungan dan keberlanjutan.
Bakal Paslon Hadianto Rasyid-Imelda Liliana Muhidin pada konferensi pers di tempat yang sama, Kamis (29/8/2024), saat ditanya soal isu perubahan iklim juga menyatakan pikiran-pikirannya.
Ia mengaku akan melanjutkan program kerakyatan yang telah dirintis, terutama di bidang pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Meski begitu, ia juga berkomitmen untuk memberikan perhatian khusus pada isu perubahan iklim dengan langkah nyata seperti penghijauan kota.
“Salah satu indikator Adipura adalah penghijauan, hanya saja memang di periode pertama ini agak kesulitan, karena ruang media yang cukup terbatas,” jelas Hadianto didamping pasangannya Imelda Lilianan Muhidin.
Adipura pada kepemimpinan Hadianto berhasil diraih untuk pertama kalinya. Raihan itu tidak segampang yang dipikirkan karena kriteria-kriterianya cukup berat dan menuntut konsistensi.
Ia menggambarkan begitu banyak tantangan yang dihadapi selama periode pertama kepemimpinannya sebagai Wali Kota Palu. Meski begitu, ia juga mengaku akan berupaya mengelola isu perubahan iklim melalui praktik-praktik positif yang disesuaikan dengan kondisi lokal Kota Palu.
“Komitmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa Kota Palu menjadi kota yang tidak hanya bersih tetapi juga ramah lingkungan dengan penghijauan yang lebih intensif. Itulah kekuatan kita dalam menghadapi kondisi perubahan iklim ini,” tandas Hadianto.
Penuangan pikiran tentang isu lingkungan bagi kandidat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu juga disampaikan bakal paslon Muhammad J Wartabone-Rizal. Ia paham kondisi ibu kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang membutuhkan material untuk pembangunan infrastruktur. Pun ia paham bahwa material itu adanya di Kota Palu.
Ia menegaskan, sebagai bagian dari NKRI, maka Kota Palu harus ikut mendukung IKN tersebut. Tidak hanya menyediakan pangan, tetapi juga material untuk pembangunan. Ia pun tidak menampik adanya dampak lingkungan, terutama bagi warga sekitar pengerukan material.
“Maka lingkungan kita harus lebih nyaman, membuat orang merindukan kembali datang ke tempat ini, maka di antara program kami adalah sejuta budidaya mangga, nangka, dan bawang,” sebutnya.
Menurutnya, ini adalah nilai-nilai kultural yang sudah diberikan Tuhan yang Maha Kuasa. “Sejengkal tanah di Kota Palu memiliki nilai. Maka ini adalah peluang besar bagi masyarakat Palu untuk sejahtera,” imbuhnya.
Waktu juga yang membatasi. Diyakini, pengungkapan pikiran-pikiran para kandidat yang mencerminkan kepekaannya terhadap isu lingkungan di Kota Palu ini hanyalah secuil dari pikiran mereka yang dituangkan dalam visi dan misinya yang diserahkan ke KPU Kota Palu. Para pemerhati lingkungan berharap, tinjauan lingkungan, aspek ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan dapat dielaborasi lebih jauh dan mendalam lagi dari para kandidat. (bmz)