RINDANG, POSO | Mikroplastik menjadi ancaman serius bagi kelestarian ekosistem Danau Poso yang menjadi salah satu danau prioritas nasional.
Ancaman itu tergambar dari dua kali penelitian yang dilakukan Ecoton dan Institut Mosintuwu terhadap sampel air danau tersebut.
Penelitian pertama dilakukan tahun 2022 dengan memeriksa sampel air dari tiga titik yakni sekitar Jembatan Tentena 1, Jembatan Tentena 2, dan Pangkalan Nelayan Yosi, Kelurahan Pamona.
Hasilnya terdapat rata-rata 58 partikel mikroplastik berukuran di bawah 5 milimeter dalam 100 liter air Danau Poso dengan empat jenis mikroplastik yang dominan yakni fiber, filamen, fragmen, dan foam. Terbanyak adalah jenis fiber, hampir 60 persen.
Mikroplastik juga masih ditemukan di Danau Poso saat penelitian terbaru yang dilakukan Ecoton dan Institut Mosintuwu pada 10 dan 11 Juli 2024.
Penelitian yang melibatkan pelajar dan kaum muda Poso itu menemukan 60 partikel dalam 100 liter sampel air yang diteliti, yakni 40 fiber, 5 foam, 5 filamen, dan 10 fragmen.
Cemaran mikroplastik di Danau Poso diperkirakan lebih buruk dari hasil penelitian tersebut karena baru dilakukan di beberapa titik saja.
Mikroplastik di air akan menyerap bisa menyerap polutan seperti pestisida, detergen, dan klori.
“Celakanya ukuran yang sangat kecil juga dapat membuat ikan-ikan mengonsumsinya dan menjadi awal mikroplastik masuk ke tubuh manusia,” Kurniawan Bandjolu, Peneliti Ekosistem Danau Poso menjelaskan, Senin (22/7/2024).
Minimnya tempat pembuangan sampah di sekitar danau serta masih rendahnya kepedulian masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan disebut Kurniawan juga memengaruhi kondisi itu.
Anomali di Danau Prioritas Nasional
Tercemarnya Danau Poso juga membuktikan masih minimnya perlindungan ekosistem danau terbesar ke-4 di Indonesia itu.
Terlebih danau dengan luas 323 kilometer persegi itu merupakan salah satu dari 15 danau prioritas nasional yang ditetapkan melalui Perpres Nomor 60 tahun 2021 karena punya nilai strategis, ekonomi, ekologi, sosial budaya, dan ilmu pengetahuan.
Penelitian keanekaragaman hayati yang dilakukan di danau tersebut sejauh ini telah menemukan sedikitnya 20 biota endemik yang menjadikan Danau Poso sebagai habitat, di antaranya Udang Atydae, Gastropoda, Bivalvia, Kepiting, dan sidat atau sogili dalam bahasa setempat.
Masyarakat sekitar danau juga masih menjadikan danau itu sebagai sumber air baik untuk konsumsi maupun pertanian.
Danau Poso juga tengah diusulkan menjadi situs Geopark dunia sejak 2019.