Warga membentangkan spanduk saat aksi bagi-bagi masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024). RindangID/Basri Marzuki
Warga membentangkan spanduk saat aksi bagi-bagi masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024). RindangID/Basri Marzuki

“Kita tidak bisa lagi berdiam diri melihat udara yang kita hirup setiap hari tercemar oleh aktivitas tambang yang merugikan,” tulisnya dalam selebaran.

PALU, RINDANG | Terancam akibat tebaran debu dari segala penjuru karena aktivitas pertambangan Galian C di wilayahnya, sebagian warga Buluri turun ke jalan dan membagi-bagikan masker kepada para pengendara yang melintas.

Aksi bagi-bagi masker itu digelar tepat di lokasi perlintasan jembatan Buluri yang ambruk akibat tergerus air, Selasa (21/5/2024). Aksi itu juga menandai ketidaksetujuan warga atas polusi udara yang ditimbulkan usaha pertambangan itu.

Puluhan warga membagi masker kepada setiap pengendara yang melintas, baik sepeda motor maupun roda empat, bahkan bus dan truk. Beberapa warga juga membentangkan spanduk dan membawa pamplet bernada “sengsara” akibat polusi udara yang ditumbulkan aktivitas galian C tersebut.

Warga memberikan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024). rindangID/Basri Marzuki
Warga memberikan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024). rindangID/Basri Marzuki

“IKN Merusak Paru-Paru Dunia dan Masyarakat Palu-Donggala,” begitu tulisan yang dipampang dalam salah satu spanduk yang dibentangkan. “Wilayah Palu DOnggala Butuh Pemulihan, Bukan Debu,” tulisnya dalam sapanduk yang lain. “Debu Merusak Scincare Kami,” bunyi salahs atu pamphlet yang dibawa beberapa remaja putri di sisi jalan berdebu itu.

“Masyarakat Buluri, Kota Palu, saat ini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas penambangan Galian C yang kian massif. Pertambangan galian C, khususnya penambangan batuan telah merusak lingkungan dan mengancam kualitas hidup penduduk setempat. Kami mengajak seluruh warga untuk Bersatu padu menentang kegiatan ini demi masa depan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih sehat,” begitu seorang warga membacakan pernyataan sikap berjudul “Demi Ambisi Ibu Kota Negara Baru, Orang Buluri Dipaksa Hirup Abu Tambang”.

Dalam selebaran yang dibuatnya, warga mengemukakan, debu yang dihasilkan dari penambangan batuan galian C telah menyebar luas ke pemukiman warga. Debu ini tidakhanya mengotori udara, tetapi juga mengancam kesehatan. Polusi udara dari tambang dapat menyebabkan berbagai penyaklit pernafasan dan masalah Kesehatan lainya.

Warga memberikan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024).  rindangID/Basri Marzuki
Warga memberikan masker kepada pengendara yang melintas di Jalan Trans Palu-Donggala, Kelurahan Buluri, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/5/2024). rindangID/Basri Marzuki

“Kita tidak bisa lagi berdiam diri melihat udara yang kita hirup setiap hari tercemar oleh aktivitas tambang yang merugikan,” tulisnya dalam selebaran.

Dampakj buruk dari aktivitas itu menurutnya paling dirasakan oleh kelompok rentan seperti prempuan, anak dan lansia. Paparan debu tambang yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pernafasan serius, alergi dan penyakit kronis lainnya.

Perempuan hamil juga menghadapi risiko Kesehatan yang lebih tinggi karena dapat mempengaruhi Kesehatan janin. Anak-aak terpapar polusi debu yang berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Lansia apalagi, imunitas yang kian lemah menjadikannya sangat rentan terhadap penyakit.

“Kesehatan mereka semakin terancam dengan adanya partikel-partikel berbahaya yang setiap hari mereka hirup. Sudah saatnya kita smeua peduli dan bertindak untuk melindungi para lansia yangmerupakan bagian berharga dari Masyarakat kita,” gugahnya.

Warga menyebut bahwa kondisi itu sangat ironis karena batu hasil aktivitas itu sebagian besar digunakan untuk dan atas nama Ibu Kota Nusantara (IKN). Mereka menilai, Pembangunan itu tidak memikirkan dampak jangka Panjang terhadp lingkungan dan Kesehatan Masyarakat setempat.

“Hanya demi keuntungan segelintir pihak, kit di Buluri harus menanggung beban yang sangat berat. Ini adalah ketidakadilan yang tidak boleh kita biarkan. Hentikan penambangan galain C di Buluri sekarang juga!” tandasnya. (bmz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *