PALU, RINDANG | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengganjar Kota Palu dengan penghargaan Trofi ProKlim Utama 2023 karena dinilai telah gigih dalam penguatan aksi lokal pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak.
Trofi itu disabet Kota Palu setelah perwakilannya, yakni RW 07 Kelurahan Palupi, Kecamatan Tatanga mendapatkan 81 point dalam penilaian, mengungguli sejumlah kelurahan lainnya di Indonesia.Penghargaan Trofi Utama 2023 itu diserahkan dalam serangkaian acara Festival Iklim 2023 bertema “Bergerak Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca” yang dilaksanakan di Gedung Manggala Wana Bakti, KLHK, Jakarta akhir 2023 lalu. Trofi diterima oleh perwakilan masyarakat yaitu Mardiati dan Suparman selaku ketua RT 04/RW 07 Kelurahan Palupi.
“Kota Palu hanya diwakili oleh RW 07 Kelurahan Palupi, dan syukurnya langsung berhasil,” kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Ibnu Mundzir.
Ibnu menyebutkan, keikutsertaan RW 07 Kelurahan Palupi dikarenakan telah memenuhi syarat yaitu telah terdapat aksi lokal adaptasi dah mitigasi perubahan iklim pada lokasi yang diusulkan secara berkelanjutan selama dua tahun ini.
“Di Palupi juga telah terbentuk kelembagaan kelompok masyarakat sebagai pengerak kegiatan dan berjalan secara aktif di lokasi yang diusulkan serta adanya berbagai asek pendukung yang dapat menjamin keberlanjutan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ditingkat lokal,” jelasnya.
Ia berharap di tahun berikutnya bisa ditingkatkan lagi menjadi ProKlim Lestari, sebagai predikat tertinggi, yang hanya bisa dicapai jika telah melakukan pembinaan terhadap minimal 10 desa atau kelurahan binaan.
Ibnu memaparkan sejumlah hal menarik yang mengantar Kelurapan Palupi mendapt predikat itu, di antaranya adanya sistem pertanian terpadu seperti urban farming, yaitu kegiatan pertanian di lahan sempit dan terbatas dengan memanfaatkan berbagai inovasi untuk dapat melakukan pertanian di lahan minim, serta melakukan pemanfaatan lahan pekarangan dengan melakukan pemanfaatan lahan pekarangan skeitar rumah dengan tanaman pangan, hias dan TOGA.
Warga di kelurahan itu juga intens melakukan kegiatan kebersihan dan kerja bakti dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan bersih dan memelihara kebersihan lingkungan bersama para anggota Padat Karya.
“Adapun untuk komponen kegiatan mitigasi, telah dilakukan pengelolaan sampah dan limbah dan peningkatan tutupan vegetasi, serta pengelolaan limbah dilakukan melalui pewadahan sampah yaitu dengan melakukan pengumpulan dan pewadahan sampah secara teratur dan pemilahan sampah dengan memilah sampah organik dan non organic,” tambahnya.Bank Sampah dinilainya juga terkelola baik, sebagai sentra pengumpulan, pemwadahan dan pemilahan sampah yang dikelola oleh kelompok tertentu, juga melakukan kegiatan 3 R (reduce, reuse dan recycle) secara mandiri.
Ibnu menjelaskan, perubahan iklim telah menjadi salah satu agenda prioritas dunia termaksud Indonesia dan Kota Palu, karena telah memberikan dampak luas bagi berbagai aspek kehidupan dan menjadi ancaman bagi keberlangsungan kehidupan di muka bumi.
Upaya mengurangi laju kenaikan temperatur bumi dan penanganan bencana akibat perubahan iklim memerlukan upaya kolektif seluruh pihak menuju terwujudnya pembangunan rendah emisi gas rumah kaca dan berketahanan iklim. (bmz)