JAKARTA, rindang.ID | Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, akan menjadi salah satu sorotan utama dalam Sustainable District Outlook (SDO) 2025 yang akan digelar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Pameran ini akan diselenggarakan di ICE BSD pada 28 Agustus 2025.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, Afit Lamakarte, menjelaskan dalam press briefing pada Senin (25/8) bahwa Sigi akan memaparkan inisiatif “Sigi Hijau” sebagai bagian dari komitmen daerah terhadap pembangunan berkelanjutan. Program ini berfokus pada keseimbangan antara konservasi hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama mengingat 72 persen wilayah Sigi adalah kawasan hutan.
“Pembangunan di Sigi tidak bisa terlepas dari perlindungan hutan, dan kami mewujudkannya melalui regulasi inovatif daerah,” ujar Afit. “Kami ingin menunjukkan bahwa agenda nasional bisa dijalankan melalui aksi lokal yang terukur.”
Selain Sigi, delapan kabupaten anggota LTKL lainnya juga akan berpartisipasi, yaitu Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau (Kalimantan Barat); Siak (Riau); Gorontalo, Bone Bolango (Gorontalo); Musi Banyuasin (Sumatera Selatan); dan Aceh Tamiang (Aceh).
Pameran ini merupakan bagian dari kolaborasi APKASI Otonomi Expo (AOE) 2025 yang bertujuan mempromosikan komoditas unggulan daerah. Melalui SDO 2025, inisiatif dari kabupaten-kabupaten ini akan ditampilkan sebagai contoh nyata bagaimana pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Direktur Eksekutif APKASI, Sarman Simanjorang, menyatakan bahwa AOE 2025 bukan hanya ajang promosi, tetapi juga platform kolaborasi untuk meningkatkan daya saing komoditas lokal di pasar global.
“Tahun ini, AOE 2025 hadir sebagai wadah transformasi daerah yang akan memastikan produk-produk unggulan daerah mampu memiliki daya saing internasional,” ujar Sarman. “Kami ingin menjadikan ‘Produk Lokal Mengglobal’ bukan hanya slogan, tapi diikuti dengan strategi nyata, termasuk sistem kurasi ketat dan kemitraan dengan kamar dagang serta buyer internasional.”
Sementara itu, Kepala Sekretariat LTKL, Ristika Putri Istanti, menjelaskan bahwa SDO 2025 akan menjadi wadah untuk membawa “suara lokal” dari sembilan kabupaten anggota LTKL. Diskusi akan fokus pada tiga isu utama: kedaulatan pangan berkelanjutan, strategi adaptif terhadap bencana hidrometeorologi, dan ekonomi lokal berbasis alam. (bmz/*)



