PALU, rindang.ID | Bulog Sulawesi Tengah kini melakukan kunjungan langsung ke petani dan penggilingan sebagai strategi baru untuk memaksimalkan penyerapan beras dan gabah.
Pimwil Bulog Sulteng, Elis Nurhayati mengungkapkan strategi yang mulai efektif dilakukan awal April ini merupakan perubahan signifikan dari sebelumnya di mana Bulog lebih banyak menunggu di gudang untuk menerima pasokan.
Elis menilai kunjungan langsung memberi manfaat dan dampak besar terhadap Bulog Sulteng.
Memudahkan Komunikasi dan Koordinasi
Dengan turun langsung ke lokasi panen dan penggilingan, Bulog dapat berinteraksi langsung dengan petani dan pemilik penggilingan untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi dalam upaya penyerapan.
Mendorong Pemasokan Beras
Kunjungan langsung ini juga membantu menggilingan agar mau memasok berasnya ke Bulog. Hal ini penting karena tidak semua pihak penggilingan bersedia menjual kepada Bulog, terkadang ada yang berupaya menghindar karena khawatir keuntungannya berkurang dibandingkan menjual ke pihak lain seperti tengkulak.
Mengidentifikasi Potensi Gabah
Dengan adanya target penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) secara nasional mulai tahun 2025, kunjungan langsung ke lokasi panen memungkinkan Bulog untuk menanyakan langsung kepada petani, apakah mereka akan menjual gabah atau tidak, dan mengidentifikasi wilayah yang memiliki potensi penyerapan gabah.
Meskipun budaya petani di Sulteng umumnya menjual beras, kunjungan ini menemukan potensi penyerapan gabah di wilayah seperti Toribulu.
Penerapan Standar Kualitas
Kunjungan ini juga memungkinkan Bulog Sulteng didampingi petugas pemeriksa kualitas (PPK), untuk melihat langsung kondisi gabah dan beras di penggilingan dan memeriksa kualitasnya apakah sesuai dengan standar Bulog (derajat sosoh, kadar air, butir patah, menir).
Penyerapan di Wilayah Potensi Panen
Kunjungan dilakukan juga agar melihat langsung kondisi wilayah potensial panen yang diidentifikasi berdasarkan data dari KSA dan BPS.
“Secara keseluruhan, kunjungan langsung ini merupakan bagian dari pendekatan yang lebih proaktif dan kolaboratif dengan berbagai pihak untuk mempercepat dan memperlancar proses penyerapan,” Elis mengatakan.